Tips Dan Trik Cara Budidaya Pala Cepat Panen Dan Untung
Budidaya pala cukup menarik minat masyarakat mengenang harga jual pala setiap tahunnya kian membaik. Pala sendiri adalah flora asli Indonesia, lebih tepatnya berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Awalnya pala hanya dimanfaatkan selaku rempah-rempah , namun ketika ini pala telah banyak digunakan selaku bahan untuk obat-obatan, misalnya minyak atsiri.
Umumnya budidaya pala dikerjakan oleh perusahaan negara maupun swasta yang bertujuan untuk memenuhi komoditi dalam negeri termasuk komoditas ekspor pala ke luar negeri. Namun bukan bermakna penduduk umum tidak mampu melakukan budidaya pala sendiri. Hanya saja bagi yang ingin melaksanakan budidaya pala, mesti terlebih dulu mengenali tentang syarat tumbuh pala dan panduan budidaya. Hal ini bermaksud biar tanaman pala mampu tumbuh dengan baik hingga menghasilkan keuntungan dari hasil panen.
Syarat Tumbuh, Tips, Trik dan Cara Budidaya Pala
Perlu dikenali, pala ialah tumbuhan yang hasilnya baru bisa dipanen sesudah hitungan tahun, mengingat pertumbuhannya yang cukup lambat dan tingginya mampu meraih 5 sampai 15 meter, bahkan ada juga yang hingga 30 meter. Sehingga tidak sesuai dibudidaya bagi yang ingin cepat mendapatkan laba.
Syarat tumbuh flora pala idealnya di kawasan pegunungan dengan ketinggian 0-700 mdpl, suhu udara sekitar 20-30 derajat celcius dan kelembaban udaranya 50 sampai 80%. Sedangkan untuk jenis tanah yang sesuai selaku budidaya pala, yaitu mulai dari tanah berjenis padat hingga berpasir, dimana pH nya berkisar antara 5,5 hingga 7.
Supaya perkembangan pala optimal, area untuk budidaya seharusnya tidak ternaungi oleh pohon yang lebih besar. Karena tanaman pala memerlukan penyinaran langsung selama sekurang-kurangnya7 jam dalam seharinya. Lahan perkebunan juga sebaiknya mempunyai sistem drainase yang bagus semoga air yang berasal dari penyiraman maupun air hujan tidak menggenang di lahan.
Baca Juga : Tips Budidaya Pisang : Panen Berlimpah dengan Kualitas Terbaik
1. Menyiapkan Lahan Tanam Pala

Tahap pertama melaksanakan budidaya pala yakni dengan mempersiapkan lahannya. Jenis tanah yang paling direkomendasikan ialah tanah vulkanis, yang biasanya didapatkan di dekat gunung berapi. Lahan yang sudah disiapkan, wajib diatur apalagi dulu di antaranya dengan dibersihkan dari bebatuan, gulma, maupun sampah organik yang lain. Kemudian kalau mendapatkan cabang pohon besar yang membatasi cahaya matahari, seharusnya dipangkas saja. Terakhir, buat kanal drainase dan lubang tanam.
Lubang tanam mulai digali berjarak 4,5 sampai 5 meter dari tepi area penanaman. Lalu beri jarak 9 x 9 meter antara lubang tanam. Ukuran lubang tanamnya sendiri 60 x 60 x 60 cm. Pengolahan lahan serta pengerjaan lubang tanam seharusnya dilaksanakan saat musim kemarau. Untuk pengolahan lahan dilakukan setidaknya 1 bulan sebelum tanam, sedangkan lubang tanamnya mesti dibiarkan selama setidaknya 15 hari sebelum ditanami.
Tips supaya lubang tanamnya menjadi lebih subur, maka pembudidaya harus menunjukkan pupuk dasar. Usai lubang tanam dibuat, silahkan buat pupuk dasar yang berupa gabungan antara pupuk sangkar dan kompos dengan perbandingan yang serupa. Campur sampai rata, lalu masukkan ke dalam lubang tanam. Kemudian siapkan juga larutan pengurai yang berisikan 2 sampai 3 kg gula atau tetes tebu dan sebotol EM4 dalam 1 bak air. Larutan tersebut perlu didiamkan selama 24 jam penuh, untuk disiramkan pada pupuk dasar yang berada di tiap lubang tanam. Tutup lubang tanam dan biarkan selama kira-kira 15 hari sebelum ditanami.
2. Mempersiapkan Bibit Pala yang Berkualitas
Setelah lahan dan lubang tanamnya tamat disiapkan, segera rencanakan bibitnya. Jumlah bibit yang diperlukan untuk jarak tanam 9 x 9 meter kurang lebih sekitar 110 bibit. Bibit semestinya disiapkan beberapa hari sebelum ditanam. Hal ini dikarenakan bibit mesti beradaptasi apalagi dahulu dengan kondisi di lahan, caranya cukup dengan ditempatkan di lahan budidaya pala. Bibit yang ideal ialah bibit yang berusia 1 tahun lebih hingga maksimal 2 tahun.
Setelah lahan tanam sudah siap, segera tanam bibit yang sudah disiram dengan posisi tegak di tengah. Supaya bibit tidak roboh, berikan ajir untuk menolong menopang bibit supaya tetap bangkit kuat. Tutup lubang tanam, lalu tepuk-tepuk lembut permukaan tanahnya, terakhir siram dengan air secukupnya. Sebaiknya lakukan penanaman bibit disaat sore hari.
Baca Juga : Rahasia Sukses Budidaya Kangkung Untuk Pemula
3. Pemeliharaan Terhadap Bibit Pala

Proses penanaman telah final. Tinggal saatnya pembudidaya melakukan pemeliharaan kepada bibit. Karena masih bibit, pembudidaya harus mengawasi secara berkala pertumbuhan flora. Jika menemukan tumbuhan yang mati atau pertumbuhannya tidak tepat, secepatnya kerjakan penyulaman.
Bibit mesti disirami saban hari. Jika tidak ada hujan, lakukan penyiraman atau pengairan. Pastikan lahan mempunyai tata cara drainase yang manis. Sistem drainase yang dimaksud yakni parit yang dibuat diantara alur lubang tanam. Dalam budidaya pala, adanya parit sebagai tata cara drainase berkhasiat untuk menampung air hujan biar tidak menggenangi lubang tanam ketika demam isu hujan datang, serta sebagai tempat pengairan di isu terkini kemarau. Kedalaman parit budidaya pala cukup 20 cm saja.
4. Adanya Pemupukan Susulan dan Kebersihan Lahan
Agar tumbuhan pala berkembang dengan maksimal dan sehat, maka perlu dijalankan pemupukan susulan. Perlu dikenang bahwa pemupukan susulan idealnya dikerjakan 2 kali dalam satu tahun. Waktu yang dipilih juga tidak bisa sembarang pilih tepatnya harus pada permulaan dan simpulan isu terkini hujan. Untuk jenis pupuk juga mampu memakai organik atau anorganik. Organik bisa memakai kompos atau pupuk sangkar. Sementara untuk anorganik mampu memakai jenis KCI, TSP, ataupun Urea. Masing-masing pohon diberi pupuk dengan komposisi 1 kg Urea, 1,2 kg KCl, dan 1,1kg TSP.
Kebersihan lahan juga tergolong bab dari pemeliharaan tanaman lahan. Dalam budidaya pala, lahan harus dibersihkan dari gulma alias penyiangan sekaligus melakukan penggemburan dimulai 1 bulan sesudah bibit ditanam. Penyiangan serta penggemburan ini kemudian diulangi secara berkala tiap 3 bulan sekali.
5. Pencegahan Hama dan Penyakit

Demi menerima hasil panen yang maksimal nantinya, pembudidaya seharusnya juga melaksanakan tindakan pencegahan hama dan penyakit. Terutama dikala animo hujan datang. Biasanya akan timbul hama yang hendak menyerang tumbuhan mirip rayap, penggerek batang, dan kumbang. Di musim hujan, pala juga rentan terkena penyakit jenis jamur yang mau menyerang daun dan akar. Jamur ini lazimnya tiba karena metode drainase yang tidak berfungsi dengan baik oleh genangan air.
Jika telah berkomitmen melakukan budidaya pala, maka harus senantiasa ditanamkan di mindset kalau budidaya ini mampu diibaratkan mirip investasi. Akan namun, investasi dalam rentang waktu yang panjang. Karena panen pertama pala baru terjadi di usia 7 tahun pertama sejak tanam. Panen pala akan mulai menawarkan keuntungan ketika usianya sudah 10 tahun. Yang mana mutu dan kuantitas panen akan meraih yang terbaik saat pohon pala berusia 25 tahun. Hingga 60-70 tahun usia pohon, pala akan tetap terus mampu dimanfaatkan untuk budidaya.
Baca Juga : Syarat Budidaya Kacang Panjang dan Metode Pemupukannya
6. Pala Siap Panen
Pala yang siap panen ditandai dengan kulitnya yang menguning, buahnya yang empuk ketika ditekan, dan umumnya kulit buah akan terbelah. Pala yang sudah matang dan siap panen mampu diambil dengan galah, atau dibiarkan sampai jatuh ke tanah. Ambil biji palanya, pisahkan dari fuli kemudian dikeringkan selama 6-8 ahad hingga cangkang bijinya pecah. Biji di dalam cangkang itulah yang dijual selaku pala, yang mana tiap biji pala mengandung minyak atsiri 7 hingga 14%.
Demikian perihal panduan dan kiat trik budidaya pala. Dengan memahami bimbingan budidaya ini, diharapkan pala mampu menjadi tumbuhan yang Anda budidayakan dalam jangka panjang ya!
Jangan lupa untuk ikuti pertumbuhan situs web kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Komentar
Posting Komentar