Teknik Khusus Budidaya Lele Di Baskom Yang Terbukti Berhasil
Budidaya lele di baskom mampu menjadi alternatif bagi mereka yang tinggal di perkotaan. Selain itu, budidaya lele di ember juga mampu menjadi solusi sumber penghasilan dan pangan ketika adanya wabah co id-19 ini. Perbedaannya terletak pada daerah budidaya, yang tidak melulu dengan bak luas, tapi cukup menggunakan baskom.
Ada banyak laba yang diperoleh oleh pembudidaya dikala melaksanakan budidaya lele di baskom ini. Di antaranya irit biaya, tidak perlu lahan luas, serta pemeliharaannya yang cukup gampang. Bahkan kebanyakan pembudidaya lele di baskom juga sekaligus melakukan budidaya kangkung. Sehingga pembudidaya akan menerima hasil 2 produk sekaligus.
Budidaya yang sempat booming ini pastinya membutuhkan teknik khusus semoga berhasil. Budidaya lele di bejana sendiri sering disebut dengan BUDIKDAMBER yang bermakna Budidaya Ikan dalam Ember. Tentu tekniknya tidak hanya mengisi air ke bejana kemudian diisi ikan. Tapi juga ada panduannya semoga budidaya lele di bejana dapat berlangsung tanpa gangguan dan sukses memberi keuntungan.
Panduan serta Teknik Khusus Supaya Budidaya Lele di Ember Berhasil
Untuk melaksanakan budidaya ikan, termasuk lele, tentu memerlukan antisipasi alat yang mendukung. Pembudidaya tidak perlu sakit kepala-sakit kepala mempertimbangkan lahan dan modal menciptakan bak, karena budidaya lele di ember utamanya, cuma membutuhkan sedikit lahan mirip pekarangan rumah. Bahkan bisa juga dilakukan di pekarangan lantai 2 asalkan terdapat saluran pembuangan yang bagus.
1. Persiapan Alat Budidaya Lele di Ember

Alat yang perlu dipersiapkan untuk mengawali budidaya lele di baskom adalah:
- bejana
- strimin
- kran air
Ember yang digunakan semestinya memakai yang berukuran 80L dengan diameter 50cm. Ember inilah yang mau menjadi tempat budidaya ikan lele. Karena air tempat hidup lele harus sering-sering diganti semoga tidak terlampau kotor, maka mesti dibentuk lubang pembuangan di bagian bawah samping bejana. Agar mempermudah mencampakkan airnya, maka pasang kran air lubang tersebut.
Kemudian isi bejana tersebut dengan air yang tidak terlalu jernih, tapi juga tidak terlampau keruh. Jangan mengisi airnya sampai sarat , cukup diisi sampai garis bejana saja. Air dalam bejana ini mesti dibiarkan dahulu selama 3 hari agar suhu dan pH-nya stabil, sambil dicek dengan menggunakan pH meter. Apabila pH airnya terlalu asam, secepatnya tambahkan dengan garam dapur sebanyak setengah sendok makan.
Untuk ember berskala 80 liter, jumlah bibit lele yang dibutuhkan yakni sebanyak 60 ekor. Jumlah ini memang terbilang sangat sedikit sekali untuk budidaya, alasannya adalah medianya juga memakai ember yang bisa dikatakan budidaya lele di bejana merupakan budidaya dengan skala paling kecil. Jika ingin mendapat hasil panen yang banyak, pembudidaya dapat mempersiapkan lebih dari 1 bejana, dengan masing-masing baskom diisi dengan 60 ekor lele.
Ember yang sudah diisi dengan lele, semestinya dipasangi filter aquarium. Tujuannya yakni biar sirkulasi airnya tetap baik. Kemudian jangan lupa untuk memasang strimin juga supaya lele tidak lompat keluar dari ember.
Untuk mendapatkan manfaat efisiensi dari budidaya lele di ember, akan lebih baik kalau pembudidaya sekaligus menggunakannya selaku kawasan budidaya kangkung. Caranya sangat mudah sekali:
- Alat-alat lain yang dibutuhkan juga sungguh mudah dicari, yakni berupa gelas plastik, kawat, arang, serta yang paling utama yaitu bibit kangkung. Buat terlebih dahulu gelas plastiknya semoga menjadi pot bagi flora kangkung. Yakni dengan melubangi bagian dasarnya dengan paku yang sudah dipanaskan atau menggunakan solder. Sehingga nantinya air dari ember mampu masuk melalui lubang tersebut untuk membasahi tanaman kangkung.
- Lalu bentuk kawat yang telah dipersiapkan menjadi bengkok untuk mengaitkan gelas plastik tadi pada verbal ember. Kemudian masukkan bibit kangkung yang mempunyai akar, potong bagian atasnya. Setelah itu masukkan arang sampai setengah bagian dari gelas.
- Kaitkan gelas dengan baskom memakai kawat. Pastikan bagian bawah gelas plastik itu setengahnya terendam dalam air. Dengan sekali tanam ini, pembudidaya mampu memanennya berkali-kali selama 4 bulan, sehingga tidak butuhbeli bibit lagi, cukup dengan memangkas bagian atas kangkung biar tuntasnya berkembang lagi.
2. Perawatan dan Pemeliharaan

Nah selanjutnya akan dibahas wacana cara merawat dan memelihara lele di baskom ini.
a. Pakan Ikan Lele
Sebenarnya hampir sama dengan pakan yang diberikan pada lele yang dibudidayakan di kolam besar. Yaitu berupa pelet sebanyak 4 kg tiap 1 bejana. Jika melaksanakan budidaya lele dengan lebih dari 1 ember, maka mampu diperkirakan sendiri berapa banyak pelet yang dibutuhkan untuk pakannya. Pakan sebanyak 4 kg untuk 1 baskom saja telah cukup untuk 1 kali panen.
Pemberian pakan lele dijalankan sebanyak 3 kali dalam sehari. Yaitu pagi, sore dan malam. Pemberian pakan dikala pagi hari sebaiknya tidak terlalu banyak, karena lele adalah hewan yang aktif di malam hari, maka sebaiknya pakan untuk malam hari jauh lebih banyak. Karenanya lele jika kelaparan dan tidak segera diberi makan, niscaya akan memakan kawannya atau disebut juga kanibalisme.
Baca Juga: Teknik Khusus Budidaya Ikan Komet Secara Praktis dan Benar
b. Perhatikan Kebersihan Air
Selain mengamati pakannya, pembudidaya juga mesti memperhatikan kebersihan airnya. Lele tidak mampu hidup dengan baik di air yang terlalu jernih atau terlalu kotor. Jika mendapati air dalam bejana yang telah kotor dan mulai menimbulkan wangi tidak lezat, segera buang airnya dan ganti dengan air yang baru.
Sebaiknya ember diposisikan di area terbuka yang dapat dijangkau oleh sinar matahari. Tidak persoalan walaupun lahannya tidak luas, yang pasti dalam sehari, baskom mampu tersinari oleh cahaya matahari.
3. Panen Ikan Lele

Kapan waktu panen lele mampu diperkirakan sesuai ukuran bibit lelenya. Untuk bibit lele ukuran 5 cm sampai 7 cm, biasanya gres akan dipanen dikala memasuki usia 2,5 hingga 3,5 bulan semenjak penaburan. Sedangkan untuk bibit lele ukuran 8 cm hingga 10 cm, lazimnya dipanen lebih cepat ketika berusia 2 sampai 2,5 semenjak bibit ditabur. Hasil panennya memang terbilang sedikit, adalah sesuai dengan jumlah bibit lele yang dimasukkan. Namun hal tetap akan menguntungkan jikalau dijual dan disantap sendiri. Begitu Pula kangkung yang juga bisa dijual atau dikonsumsi sendiri.
Teknik budikdamber ini sendiri bahwasanya telah ada semenjak tahun 2016, yang mana pertama kali digagas oleh Juli Nursandi. Beliau adalah dosen perikanan dari Lampung. Namun baru viral dan diketahui penduduk ketika masa pandemi mirip ini.
Baca Juga: Panduan Memilih Alat Penetas Telur Terbaru 2020 untuk Pemula
Rupanya tidak hanya ikan lele saja yang bisa dibudidayakan di dalam bejana. Tapi juga mampu budidaya patin, gabus, betok, sepat, bahkan gurame yang mana tahan oksigen rendah. Meski begitu, dari beberapa macam ikan itu, menurut Juli, hanya ikan lele yang paling handal dan paling cepat sehingga lebih disenangi oleh orang-orang.
Budikdamber diharapkan menjadi terobosan baru dalam budidaya perikanan sekaligus pertanian, dengan mempergunakan media berupa bejana sehingga dapat berkontribusi dalam ketahanan pangan di Indonesia. Semoga berita ini berguna, dan selamat menjajal budidaya ikan lele di bejana ini ya!
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan situs web kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Komentar
Posting Komentar